JAKARTA - Geliat perekonomian Indonesia masih bergerak lambat dan belum menunjukkan adanya perbaikan setelah tercebur ke jurang resesi pada kuartal III-2020 lalu. Akibatnya dunia usaha pun tetap lesu karena daya beli masyarakat yang masih rendah karena jumlah kasus baru Covid-19 semakin meningkat.
Sejumlah pekerja pun harus menjadi korban dari kelesuan aktivitas usaha tersebut. Dimulai dari pemotongan gaji, dirumahkan tanpa menerima upah hingga Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Oleh sebab itu dibutuhkan perhatian dari pemerintah agar mereka bisa bertahan hidup di tengah keterbatasan pendapatan.
Baca juga: Saham BRI Tembus Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah
Ekonom Indef Bhima Yudhistira mengimbau agar program Bantuan Langsung Tunai (BLT) gaji untuk pekerja dengan upah di bawah Rp5 juta agar terus dilanjutkan di tahun 2021. Bahkan, nominal yang diberikan pun seharusnya ditambah tak seperti pada tahun lalu, yaitu hanya Rp2,4 juta.
"Situasi pemulihan ekonomi yang berjalan lambat karena kasus harian masih tinggi dan terjadi pembatasan sosial di jawa bali justru mendesak pemerintah untuk gelontorkan stimulus dalam bentuk subsidi upah lebih besar," kata Bhima kepada Okezone, Jumat (29/1/2021).
Baca juga: BRI Bakal RUPSLB Bulan Ini, Apa yang Dibahas?
Dia menjelaskan, imbauan itu didasari karena dirinya melihat ke depannya gelombang PHK masih akan terjadi.
"Diperkirakan lonjakan pekerja yang menganggur karena dirumahkan atau tidak digaji sama sekali meskipun status karyawan cukup besar. Kalau bukan negara yang hadir, bisa dipastikan ujungnya perusahaan akan lakukan PHK," ujarnya