3. Okupansi 20% Tak Membantu Cashflow
Dengan okupansi 20% tidak bisa membantu keuangan pelaku usaha hotel. Dibuka hotel yang ada saat ini, agar tidak memperbesar kerugian.
4. Kos-kosan Juga Mulai Dijual
Ribuan kos-kosan di Yogyakarta mulai ditawarkan di lapak online. Harga yang ditawarkan pun beragam dari Rp1 miliar hingga Rp12 miliar.
Adapun rata-rata harga tertinggi banyak dijual kos eksekutif walaupun banyak juga yang diobral murah. Tingginya penjualan kos-kosan di Yogyakarta tak dipungkiri akibat terdampak corona.
5. Kosan Dijual Demi Menyambung Hidup
Salah satu pengusaha kos-kosan di daerah Condong Catur, Yogyakarta Hanggoro Suwignyo. Pihaknya menyebut penjualan kos-kosan lewat lapak online terus meningkat karena bangkrut hingga menyambung hidup.
"Itu pilihan terakhir, pertama menanggung rugi dan kedua buat menyambung hidup. Lha mau gimana lagi soalnya kondisinya memang berat,” ucapnya
6. Penderitaan Pengusaha Kosan Terjadi Sejak Pertengahan Tahun Lalu
Penderitaan pengusaha kos di Jogja mulai terasa sejak pertengahan tahun lalu ketika pemerintah menetapkan kondisi darurat corona. Akibatnya banyak mahasiswa yang akhirnya meninggalkan kota pelajar.
"Nggih seperti ini keadaan sekarang, penghuni kos jadi sepi karena banyak yang memilih pulang ke rumah karena kampus kebanyakan kuliah lewat internet," kata pengusaha kos-kosan di daerah Condong Catur, Yogyakarta Hanggoro Suwignyo.
(Fakhri Rezy)