JAKARTA - PT Wijaya Karya (Persero) mengakui ada pembengkakan pada biaya pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung. Saat ini, pembengkakan biaya pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung sedang dihitung oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
Direktur Utama Wijaya Karya Agung Budi Waskito mengatakan, penghitungan masih terus dilakukan. Namun berdasarkan informasi yang diterimanya, pembengkakan biaya pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung bisa mencapai 20%.
Baca Juga: Menko Luhut Targetkan Penambahan Jalur Kereta Cepat Rampung 2022
“Ini pertanyaan sangat penitng, sangat baik, jadi memang di Kereta Cepat tentunya akan terjadi cost of run yang saat ini sedang di hitung oleh teman-teman KCIC. Berapa besar, tentunya kita akan menunggu berapa besar, tapi yang saya dengar memang kurang lebih hampir 20% tapi sedang dihitung,” ujarnya dalam acara Webinar Mengukur Infrastruktur, Rabu (14/4/2021).
Pembengkakan biaya tersebut akan berdampak kepada perseroan. Di mana, WIKA termasuk dalam konsorsium PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) yang memegang 60% saham KCIC.
Baca Juga: Dicek 2 Menteri, Ini Tahapan Pembangunan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Dari 60% saham PSBI, porsi dari Wika mencapai 38%. Selain Wika, pemegang saham PSBI adalah PT Kereta Api Indonesia sebesar 25%, PT Perkebunan Nusantara VIII sebesar 25% dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR) sebesar 12%.