JAKARTA - Mengadopsi baterai kendaraan listrik untuk kendaraan rendah emisi karbon bisa mendatangkan manfaat ekonomi. Bahkan bisa mencapai Rp9.603 triliun pada tahun 2030.
"Itu memposisikan Indonesia lepas dari ketergantungan impor kendaraan. Kalau pun tidak lepas, maka setidaknya kita bisa naik kelas menjadi produsen kendaraan bermotor," kata Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Safrudin dalam diskusi daring Peluang Ekonomi Pasc-Leaders Summit on Climate yang dipantau di Jakarta, Selasa (27/4/2021) kemarin.
Baca juga: Tesla Kantongi Laba Rp6,35 Triliun, Jual Bitcoin Untung Rp1,4 Triliun
Dia merinci-kan bahwa angka itu berasal dari penurunan dampak kesehatan akibat pencemaran lingkungan sebesar Rp3.468 triliun, penghematan biaya produksi senilai Rp545 triliun, dan penghematan energi mencapai Rp5.590 triliun.
"Manfaat ekonomi yang kita rasakan sangat besar kalau serius menerapkan kebijakan ini," ucap Safrudin.
Baca juga: Tarif Ngecas Kendaraan Listrik RI Termurah di Dunia, Ini Rinciannya
Dia menambahkan bahwa kebijakan kendaraan listrik tidak harus melarang kendaraan bermesin pembakaran dalam (ICE), tetapi hanya menetapkan standar ekonomi bahan bakar yang berlaku universal.