JAKARTA - Kondisi parah Garuda Indonesia semakin jelas dari surat Komisaris Garuda Indonesia, Peter F Gontha. Dalam surat tersebut, dia membeberkan penyebab Garuda berdarah-darah.
Pengamat penerbangan Suharto Abdul Majid mengatakan kondisi keuangan Garuda Indonesia sudah sejak lama terus merugi. Sebabnya karena habitatnya yang sudah kotor karena terlalu banyak campur tangan berbagai kepentingan. Dengan kondisi yang tidak berubah ini akan sulit bagi siapapun untuk menyehatkan Garuda Indonesia. Karena itu dengan tegas dia memberikan saran agar Garuda Indonesia dibangkrutkan dan kemudian membangun perusahaan baru. Tentunya dengan ekosistem dan paradigma baru.
Baca Juga: Keuangan Garuda Berdarah-darah, Komisaris Tolak Terima Gaji
"Sebaiknya dilakukan langkah ekstrim, Garuda dibangkrutkan saja karena kerugian itu sudah sering berulang. Kita jangan takut namanya yang besar ataupun BUMN. Tapi merugi terus ya bubarkan saja lalu bikin perusahaan baru dengan ekosistem dan paradigma baru. Saya siap ikut bantu benahi Garuda versi baru," ujar Abdul Majid saat dihubungi Okezone di Jakarta (3/6/2021).
Dia menyarankan untuk Garuda Indonesia versi baru sebaiknya murni bicara soal entitas bisnis. Jangan lagi BUMN dibebani misi yang terlalu berat tapi cukup selayaknya entitas bisnis. "Kalau swasta bisa berkembang karena mempertanggungjawabkan uang setiap Rupiah. Kalau swasta tidak ada mental minta uang dari negara," tambahnya.
Baca Juga: PHK Menghantui Pekerja Giant, Garuda hingga Sriwijaya, Bisa Dicegah?
Lebih lanjut dia mengatakan banyak mantan pejabat Garuda Indonesia yang mengakui parahnya keuangan di sana. Bahkan untuk laporan keuangan Garuda saja bisa dibikin tiga macam. Ada versi hitam, putih, dan abu-abu. Semua bisa dipoles tergantung keperluannya. "Semuanya sudah rekayasa yang sangat tidak jujur. Karena terbukti secara layanan dan operasional Garuda itu bagus tapi kinerja keuangannya berdarah-darah. Sayang sekali para mantan Dirut tidak ada yang berani bicara. Biar saya saja yang bicara," tegasnya.