JAKARTA - Inflasi Juli 2021 diperkirakan sekitar 0,01% month of month (mom) atau 1,45% year on year (yoy) dari bulan sebelumnya tercatat 1,33%yoy.
MMenurut Ekonom Josua Pardede, pendorong inflasi Juli terutama adalah komponen inflasi inti, sementara komponen harga bergejolak dan komponen harga diatur pemerintah diperkirakan mengalami deflasi.
Baca Juga: Juni Diramal Terjadi Deflasi 0,08%
"Inflasi inti bulan Juli diperkirakan sekitar 0,11%mtm atau 1,44% yoy dari bulan sebelumnya 1,49% yoy," kata Josua, di Jakarta, Senin (2/8/2021).
Penurunan laju inflasi inti dipengaruhi oleh pemberlakuan PPKM darurat sepanjang Juli yang mendorong penurunan sisi permintaan. Namun demikian, belanja konsumen cenderung dialokasikan untuk komponen kesehatan dan pendidikan.
Baca Juga: Juni Deflasi 0,16%, BPS: Pertama Kali di 2021
"Inflasi untuk komponen kesehatan diperkirakan cenderung meningkat sejalan dengan belanja obat-obatan dan alat kesehatan sepanjang PPKM darurat," katanya.
Sementara, inflasi komponen Pendidikan juga cenderung meningkat sejalan dengan tahun ajaran baru sekolah. Sedangkan komponen harga bergejolak diperkirakan mengalami deflasi terindikasi dari harga beberapa komoditas pangan yang cenderung turun seperti daging ayam (-8,9% mtm), beras (-0,3% mtm), telur ayam (-2%mtm).
" Meskipun terdapat harga beberapa komoditas pangan lainnya yang cenderung meningkat seperti bawang merah (+6%mtm); cabai merah(+13,3%mtm) dan cabai rawit (+17,5%mtm). Hingga akhir tahun, inflasi diperkirakan akan cenderung rendah yakni <2%yoy," tandasnya.
(Feby Novalius)