Laba XL Axiata Turun 58,9% di Semester I-2021, Ini Penyebabnya

Agregasi Harian Neraca, Jurnalis
Jum'at 06 Agustus 2021 13:59 WIB
Laba XL Axiata Turun (Foto: Okezone/Shutterstock)
Share :

JAKARTA – Pada kuartal kedua 2021, PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) mencetak laba bersih sebesar Rp 395 miliar atau naik 23% QoQ, sekaligus memberikan kontribusi pada total laba bersih semester pertama tahun ini sebesar Rp 716 miliar. Di mana angka tersebut terkoreksi 58,93% jika dibandingkan priode yang sama tahun lalu catatkan laba bersih Rp1,74 triliun.

Penurunan laba juga membawa nilai laba bersih per saham turun menjadi Rp 67 dari sebelumnya Rp 163/saham. Pendapatan perusahaan juga mengalami penurunan, meskipun perubahannya sangat kecil dan tidak separah penurunan laba. Disebutkan, pendapatan perusahaan selama 6 bulan pertama tercatat sebesar Rp 12,97 triliun, terkoreksi tipis 0,84% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 13,06 triliun.

Namun demikian, menurut Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini, di tengah pandemi dan kompetisi industri yang penuh tantangan di sepanjang kuartal kedua 2021, secara umum perseroan berhasil meningkatkan kinerja bisnis dengan meraih pertumbuhan yang menggembirakan di sejumlah aspek.

Baca Juga: Tunas Baru Tebar Dividen Rp131,9 Miliar

“Pencapaian positif ini tidak terlepas dari dari keberhasilan penjualan dan kenaikan trafik yang kami raih di sepanjang periode Lebaran lalu. Pada saat yang bersamaan, kami terus fokus melakukan digitalisasi di semua lini bisnis dan Operational Excellence, termasuk menekan biaya untuk mempertahankan tingkat profitabilitas serta meningkatkan efisiensi. Kami juga menawarkan produk-produk yang tepat sesuai kebutuhan pelanggan dengan mengoptimalkan pemanfaatan data analytics untuk melakukan upselling melalui saluran penjualan omni channel yang kami miliki,” ujarnya, seperti dikutip Harian Neraca, Jumat (6/8/2021).

Baca Juga: Pendapatan Naik, MAPI Cetak Laba Rp271 Miliar

Dian menambahkan, di sepanjang semester pertama 2021, perseroan berhasil mengurangi beban operasional sebesar 2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (YoY). Penurunan biaya operasional tersebut terjadi pada biaya interkoneksi dan biaya langsung lainnya sebesar -22% YoY, terutama karena interkoneksi yang lebih rendah sebagai akibat dari penurunan trafik layanan legacy (SMS dan voice). Selain itu, biaya tenaga kerja juga turun -6% YoY karena revisi provisi remunerasi. Biaya infrastruktur turun sebesar 13% YoY. Sementara untuk biaya pemasaran meningkat 31% YoY.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya