NEW YORK - Dolar AS jatuh ke level terendah terhadap sekeranjang mata uang pada perdagangan Selasa. Hal ini disebabkan karena investor melihat data pekerjaan AS yang nantinya bisa mempengaruhi kebijakan moneter Federal Reserve AS.
Greenback telah berjuang sejak Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan bahwa tapering dapat dimulai tahun ini. Tetapi bank sentral tidak terburu-buru untuk menaikkan suku bunga.
"Jika angka penggajian mengecewakan, maka euro-dolar memiliki alasan lain untuk diperdagangkan lebih tinggi lagi. The Fed tidak akan meruncing pada bulan September," kata Direktur dan Kepala Strategi FX, Erik Bregar, dilansir dari Reuters, Rabu (1/9/2021).
Baca Juga: Dolar AS Berusaha Bangkit dari Level Terendah
Dolar memangkas sebagian penurunannya setelah indeks komposit S&P CoreLogic Case-Shiller dari 20 wilayah metropolitan menunjukkan harga rumah keluarga tunggal AS naik dibandingkan tahun sebelumnya.
Investor pun saat ini fokus pada putaran data AS akhir pekan ini untuk mengukur kekuatan pasar tenaga kerja. Hal ini diyakini menentukan kapan Fed dapat mulai memperketat kebijakannya.
Baca Juga: Dolar AS Tak Berdaya Sikapi Pernyataan Jerome Powell
“Semua rilis ini memiliki pengaruh kecil, tetapi jika Anda mencari langkah besar, mungkin menunggu hingga Jumat,” kata Bregar.
Indeks dolar turun 0,065%, dengan euro naik 0,12% menjadi USD1,1809.
Dolar mencapai level 92,395 hari ini atau menjadi level terendah sejak 6 Agustus. Tetapi masih naik lebih dari 0,6% sepanjang Agustus.