JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan pihaknya belum merasa puas dengan kontribusi perusahaan pelat merah ke negara. Meski, sepanjang 10 tahun terakhir perseroan mencatatkan kontribusinya sebesar Rp3.290 triliun, pemegang saham meminta adanya introspeksi diri.
"Tentu, kami dari Kementerian BUMN tidak berdiam diri, yang paling tepat di kami yaitu introspeksi diri. Memang benar, BUMN 10 tahun terakhir sudah berkontribusi Rp3.290 triliun kepada negara berupa pajak PNBP, dividen, dan lain lain," ujar Erick, Jumat (3/9/2021).
Pemegang saham menilai kontribusi BUMN sangat membantu program-program pemerintah, namun, hal itu tak cukup. Alasannya, perusahaan patut mengambil peran besar untuk mendorong kinerja UMKM dan berpihak pada masyarakat.
Baca Juga: Erick Thohir Rombak Direksi-Komisaris Wijaya Karya (WIKA)
"Tapi apakah cukup? Tidak, karena sejak krisis ini terjadi kami BUMN daripada menunjuk bahwa itu harus diperbaiki, di sini harus diperbaiki, tapi kita menunjuk diri kita sendiri, kita mentransformasi diri kita sendiri. Kita memastikan bumn tidak jadi menara gading, tapi harus dekat dengan program UMKM dan dekat dengan masyarakat," katanya.
Dari arsip pemberitaan MNC Portal Indonesia, BUMN secara konsisten mampu memberikan kontribusi di atas 16 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sejak 2018.
Meski demikian, bila dibandingkan dengan negara lain, kontribusi 16 persen masih terbilang kecil karena BUMN mampu mengumpulkan aset sebesar 573 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Sebagai perbandingan, pada tahun yang sama aset Superholding Temasek Singapura sebesar 227 miliar dolar AS. Kontribusi Temasek terhadap PDB Singapura mencapai 21,6 persen.