JAKARTA - Perbankan mengajak masyarakat lebih waspada dalam menjaga kerahasiaan data pribadi. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), BCA Digital, Bank Central Asia (BCA), dan Bank Negara Indonesia (BNI) bersama Twitter Indonesia berkolaborasi mengampanyekan edukasi keamanan DatamuRahasiamu sebagai pencetus pesan keamanan bagi masyarakat Indonesia agar semakin waspada terhadap berbagai modus penipuan.
Direktur Pengawasan Sistem Pembayaran dan Pengawas Spesialis Bank Indonesia Anton Daryono mengatakan, melihat akselerasi digital yang semakin cepat tentunya harus diikuti dengan kewaspadaan akan beragam modus kejahatan siber yang terus berkembang.
Baca Juga: OJK Siapkan Panduan Layanan Perbankan Digital
"Kami tentunya menyambut baik dan mendukung penuh inisiatif kolaborasi kampanye DatamuRahasiamu yang dilakukan antarinstitusi ini. Semoga melalui kolaborasi ini, edukasi mengenai keamanan perbankan dan pentingnya menjaga data pribadi semakin diterima oleh masyarakat yang lebih luas lagi," ujar Anton dilansir dari Antara, Rabu (8/9/2021).
Digital Banking Head Bank BTPN Irwan Tisnabudi menyampaikan, edukasi keamanan melalui kegiatan DatamuRahasiamu akan semakin maksimal jika dapat dilakukan bersama demi terwujudnya ekosistem perbankan yang aman.
"Untuk itu, kami mendukung penuh kegiatan DatamuRahasiamu dan terus menambah keamanan di Jenius. Agar pemahaman masyarakat mengenai keamanan semakin optimal,” ujar Irwan.
Baca Juga: BI : Rasio Pembiayaan Bank Minimal 20% pada 2022
Head of Marketing & Communication BCA Digital Duardi Prihandiko mengatakan,bersama-sama pihaknya akan melakukan pendekatan komunikasi yang variatif dan relevan untuk menjangkau masyarakat seluas-luasnya, karena keamanan selalu merupakan isu dua sisi.
"Dari sisi institusi harus punya sistem dan mekanisme yang teruji keamanannya, sedangkan dari sisi customer juga harus selalu berhati-hati dalam melakukan transaksi finansial. Penting bagi masyarakat modern untuk selalu mengikuti perkembangan berita dan teknologi agar tidak memberi celah untuk oknum yang tidak bertanggung jawab," kata Duardi.