Kasus Gagal Bayar Evergrande Bikin Investor Panik dan Pasar Saham Dunia Anjlok

Sevilla Nouval Evanda, Jurnalis
Selasa 21 September 2021 07:29 WIB
Kasus Gagal Bayar China Evergrande. (Foto: Okezone.com/Shutterstock)
Share :

HONG KONG - Krisis perusahaan properti, China Evergrande mengguncang pasar dunia pada perdagangan Senin. Investor pun melakukan aksi jual saham dengan melepas saham properti China dan mencari perlindungan investasi pada aset safe-haven.

Saham Evergrande (3333.HK) sedang mengumpulkan dana untuk membayar banyak pemberi pinjaman kepada investor. Saham Evergrande pun ditutup turun 10,2% pada HK$2,28 pada perdagangan Senin. Sebelumnya saham Evergrande juga anjlok 19% ke level terlemah sejak Mei 2010.

Regulator pun memperingatkan bahwa kewajiban pembayaran sebesar USD305 miliar dapat memicu risiko lebih luas terhadap sistem keuangan China jika utangnya tidak segera distabilkan.

Baca Juga: Wall Street Anjlok Dipicu Aksi Jual karena Krisis Evergrande

Pasalnya, dampak dari Evergrande membuat saham dunia tergelincir dan dolar menguat karena investor khawatir tentang risiko limpahan ke ekonomi global. Bursa saham AS, Wall Street juga turun tajam dengan indeks S&P 500 (.SPX) turun hampir 2%.

Evergrande dijadwalkan akan membayar bunga USD83,5 juta terkait obligasi jatuh tempo Maret 2022. Selain itu, ada pembayaran lain sebesar USD47,5 juta yang jatuh tempo pada 29 September untuk catatan Maret 2024.

Baca Juga: Harga Emas Melesat, Investor Khawatir Kebangkrutan China Evergrande

Kedua obligasi akan gagal bayar jika Evergrande gagal melunasi bunga dalam waktu 30 hari dari tanggal pembayaran yang dijadwalkan.

Analis menilai dalam skenario default, Evergrande tertatih-tatih di antara kehancuran dan keruntuhan perusahaan. Dibutuhkan restrukturisasi obligasi, tetapi diperkirakan rasio pemulihan rendah bagi investor.

Masalah Evergrande juga menekan sektor properti yang lebih luas, dengan saham pengembang China Sinic Holdings (2103.HK) yang terdaftar di Hong Kong turun 87% atau mengurangi nilai pasarnya hingga USD1,5 miliar.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya