"Padahal kita tahu dari EBT ini masih memiliki kelemahan yang beda dengan energi fosil terutama dari pasokan listrik yang tidak stabil atau intermiten. Di sini pentingnya sistem jaringan yang bisa diandalkan," jelas Arthur.
Menurut dia, pemerintah juga masih punya pekerjaan rumah yang harus diselesaikan terlebih dahulu, yaitu rasio elektrifikasi yang baru mencapai 99,37%. Masih ada beberapa provinsi yang perlu perhatian khusus agar seluruh desa di daerah 3T dapat memperoleh akses listrik.
"Jadi kembali lagi pasokan listrik perlu, tetapi tidak mengesampingkan mulai adanya transisi EBT. Ini harus dipetakan transisi dan distribusi supaya penyebarannya merata. Ini faktor penting untuk suksesnya transisi EBT," tandasnya.
(Taufik Fajar)