JAKARTA - PT Nusantara Sawit Sejahtera (NSS) berencana melepas saham ke publik (IPO) untuk memperluas kapasitas bisnis. IPO dilakukan di tengah tingginya permintaan minyak nabati dunia, termasuk di dalam negeri.
Head of Research Samuel Sekuritas Indonesia, Suria Dharma mengatakan, dalam memilih saham yang akan dikoleksi, umumnya investor memiliki tiga alasan. Pertama, kinerja keuangan perusahaan, Kedua, prospek bisnis dan Ketiga, tim manajemen.
Baca Juga: Bangga! Bursa Saham Indonesia Jadi 'Raja IPO' di Asia Tenggara
Dari sisi kinerja keuangan, dia mengatakan secara umum kinerja keuangan perusahaan perkebunan relatif sangat baik saat ini. Bahkan banyak yang profitnya naik 100% hingga 200%. Peningkatan keuntungan ditopang oleh kenaikan harga CPO, serta peningkatan produktivitas tanaman dan pabrik pengolahan sawit.
”Peluang emiten CPO di bursa saham dalam negeri masih sangat besar, meski banyak sentimen dari negara luar kampanye negatif dari negara-negara komoditas pesaing. Namun, dengan profitabilitas yang sebegitu bagus, seharusnya menarik dan sahamnya akan diserap investor dalam negeri,”ujarnya di Jakarta, Selasa (12/10/2021).
Baca Juga: Produsen Boba Ini Mau IPO, Incar Dana Rp39,2 Miliar
Apalagi, ujarnya, kenaikan harga CPO terus berlanjut. Sekarang ini, kenaikan harga CPO lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan harga pada saat terjadi booming komoditas sekitar 7 tahun lalu. Kondisi ini menunjukkan dari sisi kinerja keuangan perkebunan sawit prospektif. Dari sisi prospek bisnis, Suria mengatakan umur tanaman sawit di kebun NSS relatif muda sehingga masa produktivitas tinggi masih panjang.