Ia yakin Indonesia mempunyai modal yang kuat untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi positif. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat di kuartal ketiga sebesar 3,5 persen secara year on year.
"Melihat penanganan COVID-19 yang sudah baik, di mana angka reproduction rate di bawah satu persen, tepatnya 0,7 persen. Dapat membawa kita memiliki pertumbuhan ekonomi di akhir tahun 2021 bisa mencapai 3,7 - 4,5 persen," kata dia.
Menurut dia, Indonesia memandang penting pemerataan sentra produksi internasional, untuk menguatkan rantai pasok global dengan mendorong kemandirian produksi dalam meningkatkan nilai tambah.
Menko Airlangga mengatakan muncul harapan bahwa Presidensi G-20 juga akan meningkatkan konsumsi domestik dengan akibat langsung sebesar Rp1,7 triliun, dan menambah PDB sebesar Rp7,4 triliun dan akan memperkerjakan 33 ribu tenaga kerja di berbagai sektor.
Sementara itu Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan G20 menjadi sebuah capaian yang positif dan konstruktif bagi upaya pemulihan pandemi COVID-19 yang masih berlangsung, sekaligus juga membangun optimisme Indonesia berperan di kancah global.
"Setelah sekian perjalanan panjang Indonesia penuh dinamika dalam menghadapi percaturan dunia, dan capaian ini harus diakui oleh seluruh komponen bangsa untuk secara bersama mengisi ruang positif ini sebagai penguatan mobilisasi domestik di dalam negeri," kata Haedar.
Haedar menilai Indonesia perlu melakukan akselerasi dalam mencari titik-titik baru dalam memainkan peran yang lebih signifikan di dalam kancah dunia internasional, dengan memanfaatkan secara baik Presidensi G20 itu.
"Terlebih menurut beberapa pakar, Indonesia memiliki potensi besar di tahun 2030 menjadi negara dengan kategori ekonomi terbesar setelah China, Amerika Serikat, dan India," kata dia.
(Taufik Fajar)