Lalu, memetakan perusahaan yang fokus pada bisnis dan pelayanan publik. Proses ini akan didiskusikan bersama pemegang saham.
"Saya ingin menunggu peta yang kita sepakati berdasarkan transformasi BUMN bahwa mana yang sangat korporasi, mana yang sangat pelayanan publik, mana yang kedua-duanya terjadi," katanya.
Kemudian, melakukan brand positioning masing-masing perusahaan. Erick menilai langkah ini penting dilakukan untuk menghindari bentrokan kepentingan bisnis perusahaan di dalam ceruk pasar yang sama.
"Setelah peta, saya turunkan lagi masing-masing brand positioning daripada masing-masing perusahaan. Karena saya juga tidak mau yang namanya BRI, yang namanya Mandiri di kolam yang sama. Kan kita sudah bikin, begitu juga BNI, begitu juga dengan perusahaan BUMN lainnya, pasti ada brand positioning," tuturnya.
(Feby Novalius)