3. Ada 3 Proposal Perdamaian
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia, Prasetio mengungkapkan terdapat tiga proposal yang ditawarkan kepada kreditur. Pertama, melalui penerbitan zero coupon bond, kedua penerbitan surat utang, dan ketiga penerbitan saham baru.
Adapun dalam proposal penerbitan saham baru dilakukan sesuai dengan aturan dari pasar modal, namun tidak terbatas pada ketentuan pasar modal.
"Selain itu, kita juga melakukan rekonsiliasi dan verifikasi terhadap utang secara offline yang nantinya akan disahkan sesuai jadwal PKPU," ungkap Prasetio, dalam konferensi pers.
Kemudian, rapat kreditur untuk verifikasi pajak dan pencocokan utang bakal dilaksanakan 19 Januari 2022. Selanjutnya, pada 20 Januari 2021 akan ada rapat pembahasan rencana perdamaian sekaligus rapat pemungutan suara atas proposal perdamaian dan usulan perpanjangan PKPU.
"Terakhir, sidang permusyawaratan majelis hakim putusan perkara dijadwalkan 21 Januari 2021," ucap dia.
4. Utang Mencapai Rp139 Triliun
Secara agregat, total utang emiten dengan kode saham GIAA itu mencapai USD 9,8 miliar atau setara Rp139 triliun. Jumlah itu merupakan keseluruhan piutang yang dimiliki lessor hingga vendor.
Untuk menyelesaikan kewajiban tersebut, manajemen pun telah mengirimkan proposal perdamaian sebagai langkah restrukturisasi dan negosiasi dengan kreditur.
5. Pecat 2.400 Karyawan
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) telah memberhentikan sekira 2.400 karyawan sejak Januari 2020 hingga November 2021. Angka ini setara 30,56 persen dari total 7.861 karyawan.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra menjelaskan, saat ini jumlah karyawan Garuda Indonesia hanya tersisa 5.400 saja.
Garuda Indonesia juga memangkas jumlah pilot. Namun, Irfan enggan membeberkan berapa jumlah pilot yang dipangkas. Hingga saat ini, hanya ada 200 pilot yang dipekerjakan secara bergilir.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)