JAKARTA – PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mengantongi laba sebesar Rp1,26 triliun pada 2021. Laba emiten miliarder Irwan Hidayat ini naik 34,9% dibandingkan tahun 2020 yang hanya tercatat sebesar Rp934,01 miliar.
Hasil itu mendongkrak laba per saham menjadi Rp42,28. Sedangkan di akhir tahun 2020 terbilang Rp31,38. Emiten produsen jamu ini juga membukukan penjualan tumbuh 20,72% menjadi Rp4,02 triliun. Rincinya, penjualan jamu herbal dan suplemen tumbuh 21,17% menjadi Rp2,693 triliun.
Kemudian penjualan makanan dan minuman tumbuh 19% menjadi Rp1,19 triliun. Walau beban pokok penjualan membengkak 15,9% menjadi Rp1,734 triliun, tapi laba kotor tetap tumbuh 24,37% menjadi Rp2,286 triliun.
Sementara itu, aset perseroan tumbuh 5,68% menjadi Rp4,068 triliun. Hal itu ditopang pertumbuhan saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya sebesar 25% menjadi Rp1 triliun. Sebagai informasi, tahun ini perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan minimal 15%. Untuk mengejar target tersebut, perseroan akan meningkatkan efisiensi dan optimalisasi anak perusahaan juga ekspor.
Direktur Utama Sido Muncul, David Hidayat seperti dikutip investor daily pernah bilang, pemerataan distribusi dari produk produk-perseroan saat ini masih menjadi fokus perseroan. Selain produk eksisting, produk baru juga direncanakan akan rilis, SIDO berencana merilis setidaknya tiga produk baru.
“Pasar ekspor juga menjadi fokus kami untuk terus dikembangkan dengan produk dari Semarang Herbal Indoplant (SHI),” jelasnya.
David menambahkan, pengembangan pasar ekspor termasuk penambahan negara tujuan ekspor pada tahun ini, seperti ke Tiongkok, Southern African Development Community (SADC), dan juga negara Mercosur yaitu Argentina, Brasil, Paraguay, Uruguay dan Venezuela. Negara yang disebutkan masih dalam proses pendaftaran dari SIDO.