“Crypto itu hanya salah satu bisnis pengaman. Ibu bukan tempat simpanan uang. Tapi ketika nanti memungkinkan, bisa saya jadikan sebagai salah satu sumber untuk menyelesaikan pengembalian uang mitra. Sebab, kita tahu faktanya crypto tidak bisa dipastikan. Jadi, itu bukan jadi sumber utama (untuk mengembalikan uang mitra),” bebernya.
Diketahui, bahwa uang Rp1,5 triliun itu merupakan modal dan hasil untuk para mitra bisnis semut rangrang.
Dana itu berasal dari 9.397 mitra yang terbagi dalam 700.877 paket semut rangrang di masing-masing kantor wilayah.
“Nanti saya butuh pengertian mitra, apakah dengan kondisi seperti ini, mereka menginginkan pengembalian modal saja atau dengan hasilnya. Nanti akan kami bicarakan baik-baik dengan mitra,” ucapnya.
BACA JUGA:Utang Rp1,5 Triliun, Sugiyono Bos Semut Rangrang Sanggup Nyicil Rp1 Miliar/Hari?
Sebagai informasi, ternyata menggeluti bisnis semut rangrang bisa mendapatkan keuntungan hingga Rp3 juta per bulannya.
Hal itu karena semut rangrang atau yang dikenal juga sebagai kroto ini memberikan harga jual yang sangat tinggi.
Bahkan, untuk patokan harga, semut rangrang bisa dibuat dalam hitungan per kilogram dengan kisaran mulai Rp175.000 hingga Rp250.000. Harga bisa naik lebih mahal atau turun tergantung pada kebutuhan pasar.