JAKARTA - Invasi Rusia ke Ukraina mendatangkan banyak sanksi dari berbagai negara. Hal ini pun membuat kekhawatiran besar jika perang tersebut terus berlanjut.
"Jika saya bisa meninggalkan Rusia sekarang, saya ingin melakukannya. Tapi saya tidak bisa berhenti dari pekerjaan," kata Andrey, dilansir dari BBC Indonesia, Rabu (2/3/2022).
Pria mengaku tidak sanggup membayar cicilan kredit rumahnya di Moskow akibat suku bunga telah meningkat tajam.
Baca Juga: Emas Dekati Harga USD2.000/Ounce
Bahkan jutaan warga Rusia seperti Andrey mulai merasakan dampak rangkaian sanksi yang diterapkan negara-negara Barat sebagai hukuman terhadap Rusia karena Moskow menginvasi Ukraina.
"Saya berencana menemukan klien baru di luar negeri secepatnya dan pergi dari Rusia dengan yang saya simpan untuk cicilan pertama," kata Perancang Industri Berusia 31 tahun itu.
"Di sini saya takut, orang-orang ditangkap karena bersuara menentang 'garis partai'. Saya merasa malu (dengan invasi Rusia) dan saya tidak memilih mereka yang berkuasa," tambahnya.
Baca Juga: Naik 7%, Harga Minyak Capai Level Tertinggi di USD104,9/Barel
Seperti Andrey, orang-orang yang diwawancarai dalam artikel ini tidak kami sebutkan nama lengkapnya atau perlihatkan wajahnya untuk alasan keamanan. Beberapa nama juga telah diubah.
Rangkaian sanksi yang menghantam Rusia disebut sebagai 'perang ekonomi', tujuannya mengucilkan Rusia dan menciptakan resesi parah di negara tersebut. Para pemimpin negara-negara Barat berharap aksi itu dapat mengubah pikiran Kremlin soal invasi ke Ukraina.
Akibat sanksi-sanksi tersebut, rakyat awam Rusia kini merasakan dampaknya. Isi tabungan mereka terkuras dan hidup mereka terganggu.