JAKARTA - Pemerintah dan Bank Indonesia memperkuat koordinasi dan sinergi kebijakan guna memitigasi tantangan dan risiko pencapaian inflasi tahun 2022.
“Pemerintah dan Bank Indonesia akan terus berkoordinasi untuk mitigasi berbagai tantangan pencapaian inflasi tahun 2022 baik yang berasal dari global maupun domestik,” kata Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto ketika memimpin High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Pusat (HLM TPIP) yang diselenggarakan secara virtual, Rabu (9/3/2022).
Penguatan program kerja dan strategi kebijakan pengendalian inflasi, lanjutnya, baik pusat-daerah, maupun sinergi komunikasi kebijakan menjadi strategis dalam mendukung pencapaian inflasi nasional tetap terkendali di tengah risiko-risiko yang dihadapi.
Dalam pertemuan tersebut, pemerintah dan BI menyepakati lima langkah strategis untuk memperkuat pengendalian inflasi. Hal tersebut bertujuan untuk tetap konsisten menjaga inflasi dalam kisaran sasaran 3 persen ±1 persen pada 2022 guna mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional dengan memitigasi risiko inflasi ke depan yang mulai meningkat.
Langkah strategis pertama adalah memperkuat koordinasi kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan mendorong momentum pemulihan ekonomi nasional. Kedua, memitigasi dampak upside risks antara lain dampak normalisasi kebijakan likuiditas global dan peningkatan harga komoditas dunia terhadap inflasi dan daya beli masyarakat. Lalu, menjaga inflasi kelompok bahan pangan bergejolak (volatile food) dalam kisaran 3-5 persen.
“Upaya tersebut dilakukan dengan menjaga ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi, terutama menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN),” ujar Airlangga.