Makin Gencar Ekspansi, IATA Akuisisi Perusahaan Migas di Papua Barat

Tim Okezone, Jurnalis
Senin 18 April 2022 08:30 WIB
IATA akuisisi perusahaan migas di Papua Barat. (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA -  Terus mengoptimalkan nilai dan kinerjanya, PT MNC Energy Investments Tbk (IATA atau Perseroan), melakukan aksi korporasi untuk mengakuisisi 85% saham PT Suma Sarana (SS). 

Rencana akuisisi telah dituangkan dalam Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) yang kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan pada hari ini, Senin (18/4/2022).

Proses akuisisi dilakukan secara dua tahap:

 BACA JUGA:MNC Energy Investments (IATA) Kini Miliki 100% Saham Putra Muba Coal

1. Sebanyak 49% saham dibeli langsung oleh PT Bhakti Migas Resources (BMR), anak usaha Perseroan yang difokuskan pada investasi minyak dan gas. BMR merupakan salah satu pilar Utama IATA selain PT Bhakti Coal Resources (BCR).

2. Sebanyak 36% saham diakuisisi oleh BMR dalam bentuk PPJB (Pengikatan Perjanjian Jual Beli) dimana kemudian akan ditingkatkan menjadi AJB (Akta Jual Beli - Final) setelah memperoleh persetujuan Pemerintah untuk perubahan Pemegang Saham Pengendali. 

Setelah Pemerintah menyetujui akuisisi 36%, IATA melalui BMR akan menguasai 85% saham SS.

Mengenal PT Suma Sarana

PT Suma Sarana telah menandatangani Production Sharing Contract (PSC) Blok Semai III di Papua, dan memiliki 100% dari Participating Interest (PI) di PSC Blok Semai III.

Blok Semai III merupakan salah satu peluang eksplorasi terbaik di Indonesia Timur, dengan estimasi 30 trilyun cubic feet (TCF) sumber daya gas yang belum teruji. Pada Semai III sendiri terdapat 4 prospek area yang meliputi Cucak Ijo, Murai Batu, Poksai, dan Kaleyo-Opior.

Semai III terletak pada pusat hidrokarbon produktif dimana kandungan minyak dan gas yang signifikan telah ditemukan di sekitar Lapangan Gas Tangguh, Asap, Merah, Pulau Seram, Andalan (Semai V) serta Abadi dan Lapangan Gas NW Shelf di selatan. Ke depan, IATA akan mengundang operator internasional untuk bermitra dalam mengoperasikan Blok Semai III.

Hal ini menjadi salah satu strategi Perseroan dalam rangka mengurangi belanja modal dan meningkatkan efisiensi produksi.

Sebagai informasi, IATA resmi berganti nama menjadi PT MNC Energy Investments Tbk untuk mencerminkan perubahan kegiatan usaha Perusahaan dan memperkuat posisinya di industri terkait. Dengan nama baru, Perseroan juga telah mengakuisisi PT Bhakti Coal Resources (BCR) yang memiliki 9 Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.

Secara organik, BCR akan terus fokus untuk meningkatkan produksi pada IUP-IUP yang telah beroperasi dan memulai produksi di IUP-IUP baru. Hal ini dilakukan semaksimal mungkin memanfaatkan momentum harga batu bara yang masih sangat tinggi.

IATA akan terus mencari peluang akuisisi tambang baru baik batu bara maupun mineral lainnya seperti emas dan nikel serta menakar prospek lain yang berkaitan dengan energi terbarukan.

 BACA JUGA:Sah! MNC Energy Investments (IATA) Miliki 100% Saham Putra Muba Coal

Selain itu, IATA akan terus berevolusi guna meningkatkan sinergi dan efektifitas di semua lini. Perseroan berencana untuk terjun di usaha kontraktor, logistik & transportasi, trading, dan lain sebagainya.

Hal-hal yang disebutkan di atas ditambah dengan rencana akuisisi Blok Semai III milik PT Suma Sarana, semakin memantapkan langkah Perseroan di sektor energi.

IATA akan fokus pada kegiatan eksplorasi untuk mencari cadangan baru dan menjalin kontrak penjualan jangka panjang dengan para pembeli.

Manajemen Perseroan yakin segala upaya yang ditempuh akan semakin mendorong kinerja dan profitabilitas IATA melesat diantara para kompetitornya serta membawa dampak positif bagi para pemegang saham.

Prospek Energi Tak Terbarukan

Dunia memasuki fase baru konflik terbuka yang ditandai masuknya pasukan Rusia ke wilayah Ukraina. Konflik geopolitik ini turut memanaskan harga komoditas dan energi global. Harga minyak mentah dan gas alam terus menguat. Harga Brent berada pada level USD97,90 per barel pada Jumat (8/4). Sementara itu, harga gas alam berada di level USD6,30 per MMBtu (million british thermal units).

Rusia menempati posisi kedua pemasok minyak mentah dunia setelah Arab Saudi, dengan pangsa pasar hingga 10% kebutuhan minyak global. Sedangkan, ekspor gas alam Rusia menyumbang 26% dari perdagangan pipa internasional dan 8% dari perdagangan LNG. Sekitar 77% dari ekspor ini pergi ke negara-negara Eropa dan menyumbang sekitar 40% dari total konsumsi gas alam Eropa. Melihat dari data tersebut, Rusia merupakan pemain utama dalam pemenuhan kebutuhan minyak dan gas alam di Eropa. 

Walaupun banyak negara enggan mengembargo perdagangan energi Rusia, sanksi terhadap bank dan entitas lain akan menghambat ekspor minyak, gas alam, dan batu bara Rusia, mengancam pasar energi global. Pengurangan pasokan minyak dan gas alam Rusia akan mendongkrak harga energi fosil.

(Taufik Fajar)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya