Wakil Presiden Luis de Guindos bergabung dengan paduan suara yang berkembang dari pejabat Bank Sentral Eropa yang mengakui kemungkinan kenaikan suku bunga pada awal Juli dengan inflasi mencapai level rekor di Uni Eropa.
Perlambatan berkepanjangan di China akan memiliki dampak global yang substansial, Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan pada hari Kamis, beberapa hari setelah organisasi tersebut memangkas perkiraan pertumbuhannya untuk China tahun ini menjadi 4,4%, jauh di bawah target Beijing sekitar 5,5%.
BACA JUGA:Rupiah Menguat Lawan Dolar AS, Pimpin Penguatan di Asia
Dari sisi domestik, dengan berlanjutnya ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina, berdampak pada pelemahan transaksi perdagangan, kenaikan harga komoditas, dan ketidakpastian pasar keuangan global di tengah penyebaran Covid-19 yang menurun. Pertumbuhan ekonomi berbagai negara, seperti Eropa, Amerika Serikat, Jepang, Tiongkok, dan India diperkirakan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya dan pemeringkat internasional baik OECB, Bank Dunia maupun IMF Kembali merevisi pertumbuhan ekonomi global.
Dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada 2022 menjadi 3,5% dari sebelumnya sebesar 4,4%, sama seperti OECB dan Bank Dunia. Volume perdagangan dunia juga diperkirakan lebih rendah sejalan dengan perlambatan ekonomi global dan gangguan rantai pasokan yang masih berlangsung.
Dalam perdagangan sore ini, rupiah ditutup menguat. Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp14.330 - Rp14.360.
(Zuhirna Wulan Dilla)