JAKARTA - Restrukturisasi kredit nasabah BRI` terdampak Covid-19 tersisa Rp144,27 triliun pada akhir kuartal I 2022.
"Hingga akhir kuartal I 2022 tercatat restrukturisasi kredit terdampak COVID-19 sebesar Rp144,27 triliun, atau telah turun sebesar Rp103,75 triliun apabila dibandingkan dengan total akumulasi restrukturisasi yang mencapai Rp248,02 triliun," kata Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Sunarso, Senin (25/4/2022).
Penurunan restrukturisasi kredit secara gradual tersebut membuat kualitas penyaluran kredit BRI tetap terjaga dengan rasio Non Performing Loan (NPL) BRI tercatat sebesar 3,09% pada akhir Maret 2022.
"Angka ini tercatat menurun apabila dibandingkan dengan NPL pada periode yang sama tahun lalu yakni sebesar 3,30%," kata Sunarso.
BRI juga menyediakan pencadangan yang cukup untuk mengantisipasi risiko ke depan dengan NPL Coverage sebesar 276,0% yang juga meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Maret 2021 sebesar 231,17%.
“Alasan BRI menyiapkan pencadangan yang sangat memadai tersebut dilakukan untuk mengantisipasi risiko ketidakpastian kondisi perekonomian ke depan, karena adanya perang Rusia – Ukraina, inflasi, serta potensi kenaikan suku bunga yang akan terus dilanjutkan oleh The Fed,” urainya.
Adapun Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI Group tercatat tumbuh 7,39% year on year hingga akhir kuartal I 2022, didorong oleh pertumbuhan dana murah (CASA) sebesar 15,99% year on year.