Rupiah Terdepresiasi 2,87%, Ini Penyebabnya

Michelle Natalia, Jurnalis
Selasa 24 Mei 2022 16:32 WIB
Bank Indonesia (Foto: Okezone.com)
Share :

JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan bahwa nilai tukar Rupiah terdepresiasi sejalan dengan mata uang regional lainnya, seiring dengan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.

Nilai tukar Rupiah pada 23 Mei 2022 terdepresiasi 1,20% dibandingkan dengan akhir April 2022. Depresiasi tersebut disebabkan oleh aliran modal asing keluar sejalan dengan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global di tengah terjaganya pasokan valas domestik dan persepsi positif terhadap prospek perekonomian Indonesia.

"Dengan perkembangan ini, nilai tukar Rupiah sampai dengan 23 Mei 2022 terdepresiasi sekitar 2,87% dibandingkan dengan level akhir 2021, relatif lebih baik dibandingkan dengan depresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya, seperti India 4,11%, Malaysia 5,10%, dan Korea Selatan 5,97%," ujar Perry secara virtual di Jakarta, Selasa (24/5/2022).

Ke depan, stabilitas nilai tukar Rupiah diprakirakan tetap terjaga didukung oleh kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang tetap baik, terutama oleh lebih rendahnya defisit transaksi berjalan dan supply valas dari korporasi yang terus berlanjut. BI, kata dia, akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan bekerjanya mekanisme pasar dan fundamental ekonomi.

Kendati demikian, dia menyebutkan bahwa Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tetap terjaga, sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal. Kinerja NPI pada triwulan I 2022 yang tetap terjaga didukung oleh surplus transaksi berjalan yang berlanjut serta defisit transaksi modal dan finansial yang membaik dibandingkan triwulan sebelumnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya