Di mana, diharapkan BUMN asuransi dapat mengelola asuransi agar lebih terukur dan mampu memenuhi kewajiban bagi pemegang polis.
Tiko menjelaskan kontribusi asuransi jiwa lokal masih sangat rendah dibandingkan pemain asing.
Perkaranya, karena pendidikan, produk, hingga faktor lainnya.
"Ini sesuatu yang harus kita pahami bagaimana agar perusahaan asuransi lokal dapat mulai menjadi lebih kompetitif, efisien, dan lebih dapat bersaing dengan perusahaan joint venture (JV) dan pemain asing," jelasnya.
Menurutnya, sektor asuransi dan dana pensiun perlu melakukan lompatan besar.
Hal ini dimulai dengan memberikan literasi dan produk yang tepat kepada konsumen.
BACA JUGA:Transformasi Industri Asuransi dan Dapen di RI Butuh Waktu 10 Tahun
Diharapkan, sektor ini menjadi produktif dan efisien. Kendati demikian, transformasi ini belum bisa dilakukan secara cepat.
Untuk mempercepat prosesnya, lanjut Tiko, digitalisasi menjadi kunci utama.
Dia mencontohkan sektor perbankan yang masuk ke ranah digital, sehingga perkembangannya menjadi lebih cepat.
“Asuransi harus melompat, dan semoga 2-3 tahun kedepan asuransi bisa menjadi produk yang didistribusikan dan bisa diakses platform digital termasuk proteksinya,” pungkasnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)