Alhasil, laba per saham dasar ZINC turun menjadi Rp0,90, dibandingkan kuartal I/2021 sebesar Rp2,57.
Dari sisi neraca per 31 Maret 2022, perseroan mampu membukukan jumlah aset sebanyak Rp2,14 triliun. Posisi tersebut lebih tinggi 4,27% dibandingkan akhir tahun 2021 senilai Rp2,05 triliun.
Kewajiban pembayaran utang atau liabilitas ZINC juga membengkak menjadi Rp1,23 triliun, dari akhir tahun lalu di Rp1,17 triliun. Adapun ekuitas tumbuh mencapai Rp907,16 miliar, dari Rp887,27 miliar.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)