JAKARTA - PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) menyiapkan belanja modal hingga mencapai USD300 juta yang bersumber dari kas internal. Di mana jika diperinci, sekitar USD275 juta untuk bisnis minyak dan gas. Lalu sisa USD50 juta untuk bisnis tenaga listrik.
Selain itu, perseroan berencana melakukan pengembangan empat lapangan di Natuna, Kep. Riau.
Disampaikan Roberto Lorato, CEO Medco Energi Internasional, perusahaan saat ini sedang dalam tahap melaksanakan empat proyek pengembangan Minyak & Gas di South Natuna Sea Block B PSC.
”Pengembangan proyek ini akan berlanjut hingga 2022 dengan gas pertama dari lapangan Hiu diharapkan pada kuartal II/ 2022. Setelah itu, gas pertama di Proyek Belida Extension pada 4Q-2022 dan minyak pertama dari lapangan Forel dan gas di lapangan Bronang diharapkan pada kuartal IV/2023,”ujarnya di Jakarta, Rabu (15/6/2022).
Sebagai informasi, perseroan membukukan laba bersih senilai USD47,01 juta di sepanjang 2021. Kondisi ini lebih baik dibandingkan tahun 2020, dimana MEDC mencatat rugi bersih US$192,82 juta. Pada tahun 2021, MEDC juga mencatatkan EBITDA sebesar USD714 juta atau naik 44% year on year (yoy).
Perseroan, lanjut Roberto, pihaknya dengan senang melaporkan kinerja keuangan yang kuat. Hal ini seiring dengan harga dan permintaan yang pulih pasca Covid-19.
Manajemen MEDC menjelaskan, laba bersih yang dicatatkan pada tahun lalu seiring dengan pulihnya tingkat permintaan energi yang sebelumnya rendah akibat Covid-19 pada 2020.
Adapun ketiga segmen usaha yakni minyak & gas, ketenagalistrikan dan tambang membukukan laba. MEDC mencatatkan total pendapatan senilai USD1,32 miliar atau lebih tinggi dibandingkan perolehan di 2020 senilai USD1,09 miliar. Secara rinci, kontrak penjualan migas menjadi penyumbang penerimaan MEDC terbesar sepanjang 2021 senilai USD1,18 miliar.
Kemudian kontrak konstruksi menyumbangkan USD32,09 juta, disusul oleh kontrak penjualan listrik USD25,30 juta.
Selanjutnya, kontrak operasi dan jasa pelayanan mencatatkan penerimaan sebanyak US$27,54 juta, kontrak penjualan jasa lainnya US$14,30 juta, serta sewa dan pendapatan bunga sebesar USD39,92 juta.
(Taufik Fajar)