Selanjutnya sekitar 15% akan digunakan untuk modal kerja dan kegiatan umum usaha perseroan. Adapun pemegang saham MORA saat ini adalah PT Gema Lintas Buana 33,78%, PT Candrakarya Multikreasi 40,68%, dan PT Smart Telecom 20,51%.
Sebelumnya, PT Bursa Efek Indonesia mencatat 37 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham atau IPO di BEI. Ada sejumlah perusahaan teknologi yang masuk dalam daftar tersebut.
Sementara Kepala Riset FAC Sekuritas Indonesia, Wisnu Prambudi Wibowo seperti dikutip kontan pernah bilang, tren IPO pada tahun 2022 masih akan tinggi.
Menurutnya, perolehan IPO tahun 2022 memungkinkan untuk lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya, terutama di semester 2, khususnya memasuki kuartal keempat 2022.
"Pasalnya, biasanya di semester kedua, kondisi ekonomi dan bisnis lebih kondusif,"ujarnya.
Disampaikannya, ada beberapa faktor pendorong yang membuat tren IPO di 2022 dapat lebih tinggi dari 2021. Tahun ini pertumbuhan ekonomi akan lebih baik ketimbang tahun lalu. Calon emiten pun perlu dana murah untuk ekspansi pascapandemi.
Faktor lain adalah aktivitas masyarakat yang mulai normal dan daya beli masyarakat membaik. Meskipun begitu, Wisnu melihat ada kemungkinan perusahaan untuk menunda pelaksanaan IPO apabila kondisi pasar tidak kondusif hingga akhir tahun.
"Misalnya, konflik geopolitik antara Rusia-Ukraina makin panas dan inflasi makin tidak terkendali. Ada kekhawatiran tidak terserap secara maksimal emisinya, jika dipaksakan," ucap Wisnu.
(Taufik Fajar)