Pada kesempatan yang sama, Ekonom Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto menilai suku bunga bank-bank sentral di dunia akan terpacu oleh aksi bank sentral AS yaitu The Federal Reserve (The Fed) yang sudah menaikkan suku bunga acuannya yaitu Fed Fund Rate (FFR) sebanyak tiga kali. Sepanjang tahun, The Fed sudah menaikkan FFR sebanyak 150 basis poin (bps).
Research analyst Mirae Asset Sekuritas, Juan Harahap mengatakan pihaknya tahun ini, memprediksi suku bunga FFR akan dinaikkan hingga 3,4%, sejalan dengan prediksi pelaku pasar global.
Selain itu, tahun depan Mirae Aset Sekuritas prediksi akan ada resesi di AS sebagai dampak dari pengetatan moneternya tahun ini.
Di Indonesia, lanjutnya, perekonomiannya masih masih akan ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan investasi.
Dirinya menilai dengan tren laju inflasi yang bertambah cepat serta usaha bank sentral untuk meredamnya dengan menekan suku bunga sudah berdampak pada nilai tukar rupiah. Tekanan rupiah tersebut, tuturnya, tentunya akan menguntungkan bagi perusahaan berorientasi ekspor, terutama eksportir batu bara.
“Faktor rupiah tersebut juga akan ditambah faktor positif dari kenaikan harga batu bara yang kembali menguat dan akan bertahan di atas kisaran US$ 300/ton, dengan faktor utama dari larangan impor batu bara Rusia oleh negara-negara Eropa.” tandasnya.
(Taufik Fajar)