"Jadi kami tidak melihat dampak dari kebijakan moneter yang lebih ketat dan inflasi yang berdampak pada pendapatan seperti yang ditakuti," imbuhnya.
Saham Johnson & Johnson kehilangan 1,5%, membalikkan kenaikan sebelumnya. Raksasa layanan kesehatan itu melaporkan laba dan penjualan yang melebihi ekspektasi tetapi memangkas prospek pendapatannya untuk tahun ini karena mata uang AS yang melonjak.
Dolar yang kuat juga membebani saham perusahaan perangkat keras dan layanan TI IBM Corp (IBM.N), yang mengalahkan ekspektasi pendapatan kuartalan pada hari Senin tetapi memperingatkan pukulan dari valas untuk tahun ini bisa sekitar USD3,5 miliar.
Dolar AS menandai penurunan hari ketiga berturut-turut karena pasar mengurangi kemungkinan kenaikan suku bunga Federal Reserve poin persentase penuh bulan ini.
Inflasi yang melonjak pada awalnya menyebabkan pasar memperkirakan kenaikan suku bunga 100 basis poin pada pertemuan Fed mendatang akhir bulan ini, sampai beberapa pembuat kebijakan mengisyaratkan kenaikan 75 basis poin.
"Gambaran makro tidak berubah," ucap Kim.
"Kami masih mengalami penurunan pendapatan, tekanan inflasi yang tinggi dan pengetatan Fed. Jadi dalam jangka panjang, saya tidak berpikir reli semacam ini akan bertahan," tambahnya.
Di musim pendapatan ini, analis memperkirakan laba S&P 500 agregat tahun-ke-tahun tumbuh 5,8%, turun dari perkiraan 6,8% pada awal kuartal, menurut data Refinitiv.
Volume di bursa AS adalah 10,95 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 11,76 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
Isu-isu yang maju melebihi jumlah yang menurun di NYSE dengan rasio 4,88 banding 1 dan di Nasdaq, rasio 3,40 banding 1 mendukung para investor yang maju.
S&P 500 membukukan satu tertinggi baru 52-minggu dan 30 terendah baru; Nasdaq Composite mencatat 31 tertinggi baru dan 56 terendah baru.
(Zuhirna Wulan Dilla)