Indonesia Optimistis Bertahan Menghadapi Tekanan Resesi Global

Shelma Rachmahyanti, Jurnalis
Jum'at 05 Agustus 2022 10:43 WIB
Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo (Foto: Okezone/MNC Group)
Share :

Situasi yang saat ini terjadi, menyebabkan harga komoditas naik atau turun secara cepat seperti harga gas, batu bara, minyak dunia, CPO, gandum, kedelai, dan lainnya. Belum lagi tekanan inflasi di AS akan memaksa The Fed menaikkan suku bunga. Kenaikan suku bunga diperkirakan akan menimbulkan turbulensi.

"Fenomena ini yang harus disikapi tak hanya pemerintah, tapi dunia usaha. Indonesia beruntung ada tren peningkatan beberapa variabel ekonomi sejak bulan lalu. Pemulihan ekonomi terus berlangsung. PMI kita di atas 50 artinya terus bertumbuh. Tapi tetap harus waspada," jelasnya.

Bank Indonesia juga saat ini masih mempertahankan suku bunga. Dengan suku bunga saat ini dia berharap akan terus mendorong pemulihan ekonomi. Karena kenaikan suku bunga akan berdampak terhadap capital flow. Beberapa tren positif lainnya misalnya google mobilitas yang menunjukan angka cukup baik, impor bahan baku masih baik, konsumsi listrik double digit, kapasitas produksi manufaktur dan pertambangan masih 70%, artinya masih ada ruang untuk naik.

"Ini leading indikator yang diharapkan jadi basis Indonesia ke depan. Ekspor baik sekali, neraca perdagangan surplus. Tapi kita harus jaga dan waspada harga-harga, karena bisa naik dan turun sangat cepat," ujar dia.

Indonesia optimistis mampu bertahan, namun Indonesia juga dipastikan akan terpengaruh kondisi global. Target pertumbuhan ekonomi Indonesia direvisi dari 5,4% menjadi 5,3%, atau turun 0,1%. Angka tersebut masih cukup baik, ketimbang revisi pertumbuhan ekonomi global yang cukup dalam dari 3,6% menjadi 3,2%. Tahun depan juga turun dari 3,6% jadi 2,9%.

(Taufik Fajar)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya