Jika hal yang demikian terus terjadi, maka ancaman yang datang adalah kelangkaan BBM bersubsidi. Lemahnya pengaturan tersebut yang menurut Yusuf bakal menguras cadangan BBM subsidi, yang seharusnya bisa didapatkan oleh masyarakat yang berpenghasilan rendah.
"Pertamina harus mengataasi kebocoran seperti ini, karena menurut saya kelangkaan itu tidak bisa tejadi, itu dampaknya bukan hanya ekonomi, tapi sosial maupun politik," kata Yusuf.
Menurutnya penyalur Subdisi menggunakan myPertamina ini kurang efektif, karena masih banyak celah yang bisa dimanfaatkan oleh orang seharusnya tidak mendapatkan BBM bersubsidi memanfaatkannya. Namun perlu mengembalikan BBM ke harga psikologisnya.
"Tahun depan pemerintah sudah harus memulai mempersiapkan psikologis masyarakat, bila perlu pertalite dihapus, karena daripada kepahitannya berulang," pungkasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)