"Menurunnya inflasi di AS berdampak terhadap harga minyak mentah dunia. Saat ekonomi AS bergeliat, maka permintaan energi akan naik. Jadi wajar saja harga minyak ikut terungkit. Dan ini merupakan sinyal negatif terutama bagi Indonesia, karena harga bahan bakar minyak (BBM) akan ikut melonjak," paparnya.
Kendati demikian, sambung Ibrahim, inflasi yang mulai melandai kembali memberikan sinyal bagi AS mulai melangkah melewati masa-masa sulit.
Alhasil, kekhawatiran terjadinya resesi akan mulai berkurang sehingga permintaan energi akan mulai meningkat seiring dengan perbaikan kondisi tersebut.
Lebih lanjut dia memprediksi, untuk perdagangan besok, Jumat (12/8/2022) mata uang rupiah dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp14.740 - Rp14.790.
(Zuhirna Wulan Dilla)