JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memprediksi resesi global akan mengerek harga minyak dunia. Sri Mulyani mengatakan potensi resesi global akan memengaruhi harga minyak dan komoditas lainnya pada 2023.
"Amerika dan Eropa jelas akan menghadapi potensi resesi yang sangat tinggi, mengapa? Karena inflasi mereka sangat tinggi, 40 tahun tertinggi dan saat ini direspons dengan kenaikan suku bunga acuan dan pengetatan likuiditas," kata Sri dilansir dari Antara di Jakarta, Rabu (7/9/2022).
Pada awalnya, bank-bank sentral di Amerika dan Eropa masih menganggap inflasi tersebut bersifat temporer karena disrupsi akibat pandemi COVID-19. Namun, saat perang Rusia dan Ukraina mulai muncul, minyak bahkan kini dijadikan alat untuk salah satu instrumen perang.
Maka dari itu, Sri Mulyani melihat jika berbagai negara maju masuk ke dalam jurang resesi, maka permintaan terhadap minyak menjadi turun dan tekanan kenaikan harga minyak diharapkan ikut menurun, sehingga tak lagi mencapai di atas USD100 per barel.
Saat ini, harga minyak mulai menurun menjadi dalam kisaran USD94 per barel, setelah sempat melambung di level USD126 per barel.