JAKARTA - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menjadi salah satu perusahaan yang berpengaruh langsung terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Hal ini dikarenakan lonjakan yang dapat membebani pengemudi sebagai mitra perseroan dalam layanan on-demand.
Namun, hal itu relatif terbantu dengan adanya kebijakan kenaikan tarif ojek online (ojol) yang mulai diberlakukan pada beberapa hari lalu, yang tampak disambut positif oleh para driver.
Dari sisi permintaan, masyarakat dinilai masih akan ketergantungan terhadap layanan ojol mengingat hal itu dinilai telah menjadi suatu kebutuhan. Kenaikan harga bbm ditambah lonjakan tarif antar tidak serta merta membuat demand melemah.
"Berdasarkan survei, masyarakat itu meski harga naik namun sebagian besar tetap akan menggunakannya, sehingga ada penyesuaian harga," kata Equity Analyst PT Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheril Tanuwijaya, saat dihubungi MNC Portal Indonesia (MPI), Senin (12/9/2022).
Cheril menilai kondisi tersebut justru mampu menjaga performa GOTO di masa depan. Hal itu juga ditambah adanya serangkaian promosi dari perseroan untuk tetap menjaga sekaligus memperluas ekosistemnya.
"GOTO sudah menyiapkan berbagai strategi promosi yang menguntungkan perseroan maupun konsumen sehingga memberi peluang pertumbuhan," tuturnya.
Berdasarkan data perdagangan hingga penutupan sesi 2, Senin (12/9), GOTO berakhir koreksi 1,42% di Rp278. Kendati dibuka menguat di Rp284, tekanan jual hadir beberapa jam menjelang penutupan sesi pertama. Adapun sebanyak 722,43 juta saham GOTO ditransaksikan senilai Rp202,03 miliar.
Founder WH Project, William Hartanto menilai saham GOTO masih cenderung bergerak sideways ke depan. Dirinya mengharapkan investor untuk mencermati area support dan resisten sebagai pijakan untuk investasi.
"GOTO sideways dengan support di Rp266, dan resisten di Rp294," terang William kepada MNC Portal, Senin (12/9).
Investor dapat mengambil posisi beli saat market koreksi. Namun William membaca ada tekanan jual yang masih cukup besar. Dalam hal ini, investor diminta untuk menunggu momentum yang tepat.
"Rekomendasinya wait and see," tandasnya.
(Taufik Fajar)