Namun, tantangannya ada pada bagaimana mencapai berbagai asumsi makro tersebut sehingga target PDB bisa terpenuhi.
Sementara dari faktor eksternal, lanjut dia, indeks dolar menguat setelah laporan inflasi AS yang lebih panas dari perkiraan.
"Inflasi AS ternyata lebih kuat dari yang diharapkan pada bulan Agustus. Secara khusus, apa yang disebut 'core CPI' naik 0,6%, dua kali lipat dari yang diharapkan, mendorong tingkat inflasi inti tahunan naik menjadi 6,3% dari 5,9% di bulan Juli. Itu yang tertinggi sejak tertinggi 40 tahun yang dicapai pada bulan Maret," ujar Ibrahim.
Di samping itu, dia memprediksi, untuk perdagangan besok, Kamis (15/9/2022) mata uang rupiah dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.890 - Rp14.930.
(Zuhirna Wulan Dilla)