JAKARTA - Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan bahwa program motor listrik belum bisa dikomersilkan dalam waktu dekat ini.
Meskipun begitu, saat ini konversi motor listrik masih dalam tahap pilot project, artinya masih ada beberapa tahapan yang harus dilewati, misalnya ujicoba kendaraan listrik dan lainnya.
"Sekarang kan masih dalam pilot project tapi dalam program pilot ini kita juga sudah mempunyai kemarin itu ada 4 bengkel. Nah, ini ada lagi kurang lebih 40 bengkel lagi yang minta mengajukan untuk pelatihan Bagaimana bisa melakukan konversi," kata Arifin di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (19/9/2BACA JUGA:Kendaraan Listrik Dapat Subsidi, Begini Skemanya
Dia mengungkapkan, jika nanti program motor listrik ini dikomersilkan maka bisa menumbuhkan kegiatan ekonomi baru di Indonesia, yakni muncul perakitan yang dilakukan oleh bengkel-bengkel khusus konversi motor listrik.
"Kalau dilakukan di Indonesia ini juga akan menumbuhkan kegiatan ekonomi baru perakitan yang dilakukan oleh bengkel bengkel baru service. Nah, itu akan ada lapangan baru," ungkapnya.
Adapun model Konversi yang dilakukan adalah membongkar dan melepas mesin bakar lalu mengganti dengan komponen motor listrik menggunakan motor BLDC Mid Drive dengan seminimal modifikasi rangka kendaraan, penggunaan baterai Fixed.
Kemudian, diperlukan tambahan bengkel konversi untuk mempercepat program konversi motor listrik.
Menteri ESDM menuturkan, Penelitian dan Pengembangan Teknologi dan Energi Ketenagalistrikan (P3TEK) KESDM berperan mendorong inovasi atau uji coba model konversi, memberikan pelatihan, mensupervisi bengkel menjadi bengkel konversi.
Saat ini bengkel yang mendaftar training konversi totalnya mencapai 47 bengkel (38 di pulau Jawa dan 9 di luar pulau Jawa).
"Terdapat 4 bengkel yang sudah training, diantaranya Politeknik Astra Jabar, Cikarang; Global Mandiri Semesta Bogor, Yamaha Depok Panprisa Motor, dan Katalis Bekasi," kata Menteri ESDM.