Namun besarnya biaya yang harus dibayar pekerja mengejutkan pihak perkebunan seperti Clock House Farm. Dari sekitar 800 pekerja yang berasal dari sembilan negara di perkebunan itu, pekerja Indonesia adalah yang terbanyak.
"Sebagai pihak perkebunan, kami Clock House Farm, menggunakan satu dari empat badan perekrutan yang diizinkan pemerintah untuk merekrut pekerja. Badan ini mencari pekerja dari seluruh dunia untuk bekerja di Inggris. Kami menggunakan salah satu dari badan itu dan mereka harus menunjukkan kepada kami, mereka melakukan langkah terbaik untuk menempatkan para pekerja di perkebunan di Inggris," kata Direktur Pengelola Clock House Farm, Oli Pascall.
"Karena kami baru sadar ada biaya yang dibayar sejumlah pekerja, kami bekerja sama secara erat dengan badan-badan perekrutan untuk memastikan kami mencari solusi atas masalah yang baru kami sadari ini," tambahnya.
Dia juga mengatakan pihaknya pihaknya memastikan jam kerja cukup bagi pekerja.
"Kami menyediakan setidaknya 35 jam kerja seminggu rata-rata dalam skema pekerja musiman," kata ujarnya.
(Feby Novalius)