Fokus pengembangan PPRO ke depan adalah pengembangan landed house, student apartment, pengembangan kawasan Transyogi Cibubur, dan juga pengembangan ke depan mengutamakan kerjasama.
“Saat ini, aktivitas pembelajaraan di kampus sudah mulai offline dan terjadi peningkatan permintaan di area tersebut, dan kami akan memenuhi kebutuhan permintaan tersebut yang disesuaikan dengan kebutuhan serapan market, dimana market membutuhkan apartemen yang sudah full furnished," ujar Deni Budiman.
Lebih lanjut, sampai dengan September 2022, diperkirakan PPRO dapat membukukan prapenjualan atau marketing sales sekitar Rp700 miliar.
“Jumlah tersebut telah mencapai 58% dari target marketing sales Perusahaan sepanjang tahun 2022 yaitu sebesar Rp1,2 triliun,” lanjut Deni.
Untuk informasi, Instrumen Hutang dalam bentuk Obligasi dan MTN yang telah dilunasi PPRO terdiri dari Obligasi Berkelanjutan II PP Properti Tahap II Tahun 2021 senilai Rp300 miliar yang jatuh tempo pada 15 Februari 2022, Obligasi Berkelanjutan I PP Properti Tahap II Tahun 2019 senilai Rp800 miliar yang jatuh tempo pada 22 Februari 2022 lalu, Obligasi Berkelanjutan I PP Properti Tahap III Tahun 2019 senilai Rp534,5 miliar yang jatuh tempo pada 19 Juli 2022, kemudian terdapat juga Obligasi Berkelanjutan II PP Properti Tahap III Tahun 2021 senilai Rp177 miliar yang jatuh tempo pada 12 September 2022 kemarin.
Selain itu, surat hutang jangka menengah (MTN) juga telah dibayar oleh PPRO sebesar Rp120 miliar yang jatuh tempo pada 30 Juli 2022.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)