"Jadi untuk tahun ini, kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi, surplus transaksi berjalan, dan inflasi yang lebih tinggi untuk Indonesia dibanding April 2022," ucap dia.
Adapun ADB menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2022 dari 5% pada April 2022 menjadi 5,4% pada September 2022, sebaliknya di tahun 2023 diturunkan dari 5,2% menjadi 5%.
Perkiraan inflasi dalam negeri juga dinaikkan dari 3,6% menjadi 4,6% di 2022, sedangkan pada 2023 dinaikkan dari 3% menjadi 5,1%.
Sementara untuk transaksi berjalan, surplus dinaikkan dari nol persen terhadap produk domestik bruto (PDB) menjadi 0,5% PDB pada 2022 dan kemudian meningkat dari defisit 0,5% PDB menjadi surplus di kisaran nol persen PDB.
"Untuk tahun depan, kami melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih moderat, defisit transaksi berjalan yang lebih rendah, dan inflasi yang lebih tinggi," tutur Jiro.
(Taufik Fajar)