JAKARTA - Indonesia saat ini tengah bertransformasi dari kendaraan berbasis energi fosil atau bahan bakar minyak (BBM) menuju Electric Vehicle (EV) atau kendaraan listrik yang ramah lingkungan.
Bukan karena lebih hemat, peralihan ke energi EBT tersebut bertujuan untuk mencapai target Net Zero Emission pada 2060 yang telah ditetapkan pemerintah Indonesia.
Menanggapai hal itu, Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan bahwa biaya alias ongkos kendaraan listrik lebih hemat ketimbang kendaraan berbahan bakar minyak (BBM). Sebab, tarif per kilowatt hour (kwh) kendaraan listrik lebih rendah untuk jarak tempuh yang sama dengan satu liter BBM kendaraan konvensional.
“Selain itu, biaya maintenance juga seharusnya lebih murah. Hanya, investasi awal memang masih mahal karena harga kendaraanya yang jauh lebih tinggi dari kendaraan BBM konvesional di kelas yang sama,” kata Mamit kepada awak media, Rabu (19/10/2022).
Mamit pun menyarankan pemerintah untuk menerbitkan kebijakan-kebijakan yang menarik sehingga masyarakat bisa beralih ke mobil listrik. Misalnya, kata dia, kelonggaran dari sisi pajak yang atau kebijakan lain yang membuat masyarakat tertarik.
Mamit juga berpesan agar kendaraan listrik diproduksi di dalam negeri sehingga harganya lebih murah. Dia pun meminta agar dari sisi ketersediaan, stok kendaraan listrik diperbanyak. Sebab saat ini, pemesanan atau inden kendaraan listrik, khususnya mobil listrik, cukup lama.