Kalbe berkomitmen untuk menjaga ketersediaan obat bagi masyarakat dan pasien yang membutuhkan. Di semester pertama 2022, Kalbe Farma mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 9,39% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp1,63 triliun. Pertumbuhan laba bersih seiring kenaikan pendapatan Kalbe Farma yang capai 12,12% menjadi Rp13,87 triliun di semester I-2022. Sebagai pembanding, pendapatan KLBF di periode yang sama tahun lalu hanya Rp12,37 triliun.
Pasar domestik memberi kontribusi terbesar atas produk farmasi Kalbe Farma yang mencapai Rp13,28 triliun, sebagian besar diserap melalui segmen distribusi dan logistik. Sementara pasar ekspor, memberi kontribusi pemasukan senilai Rp645,99 miliar, diserap terbanyak oleh penjualan obat resep.
Sementara itu, beban pokok pendapatan Kalbe Farma tercatat sebesar Rp8,07 triliun, naik 15,78% yoy. Hal itu, menghasilkan laba kotor sebesar Rp5,79 triliun, naik 7,42% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp5,39 triliun. Setelah dikurangi beban-beban, KLBF membukukan laba sebelum beban pajak penghasilan sebesar Rp2,13 triliun, naik 10,93% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,92 triliun.
Per Juni 2022, KLBF membukukan total aset sebesar Rp25,26 triliun, lebih rendah 1,57% dari posisi Desember 2021 senilai Rp25,66 triliun. Rinciannya, total naik 3,01% menjadi Rp4,53 triliun dan total ekuitas menyusut 2,52% menjadi Rp20,72 triliun.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)