Krisis Pangan hingga Energi, Sri Mulyani: APBN Jadi Shock Absorber

Michelle Natalia, Jurnalis
Jum'at 28 Oktober 2022 16:13 WIB
Sri Mulyani. (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, ketika pandemi dikatakan akan selesai menurut World Health Organization (WHO), muncul krisis baru yaitu kenaikan harga pangan, energi, dan tekanan geopolitik yang meningkat, yang menimbulkan disrupsi supply secara global.

Dia menyebut di situ, terjadi shock, harga pangan dan energi melonjak sangat tinggi.

"Batu bara yang biasanya seharga USD70 dan USD80 per ton kini menjadi USD400 per ton, CPO yang tadinya USD700 naik menjadi USD1.700, lebih dari 2 kali lipat, belum harga minyak yang tadinya USD60 per barel menjadi USD105, dan harga-harga lain seperti gandum, nikel, dan yang lainnya naik. Ketika harga komoditas melonjak tinggi, pastinya inflasi juga sangat tinggi," ujar Sri dalam Seminar Bincang APBN 2023 secara virtual di Jakarta, Jumat(28/10/2022).

 BACA JUGA:APBN Itu Penyangga saat Ekonomi Sulit, Sri Mulyani Beberkan Buktinya

Di saat seperti ini, APBN maju kembali ketika inflasi meninggi. Biasanya dimulai dari sisi moneter, menstabilkan harga melalui demand management.

Tetapi, Sri menyebut bahwa dalam hal ini, moneter dan fiskal harus bekerja sama.

"Inilah kenapa kita menyebut APBN sebagai shock absorber, karena shock yang terjadi di pangan dan komoditas enggak semuanya langsung diteruskan dan disalurkan ke masyarakat (pass through)," sambung Sri.

Sebagian shock yang sedemikian besar itu ditampung oleh APBN, sehingga masyarakat terkena sedikit vibrasinya, seperti kemarin inflasi sempat meningkat untuk beberapa harga, kenaikan harga BBM 30% untuk Pertalite dan Solar.

"Itu masih sedikit, karena shocknya sebagian besar diabsorb oleh APBN, tapi enggak semuanya, tetap akan ada yang merembes masuk. Ongkos menjadi shock absorber itu yang akan mempengaruhi APBN," pungkas Sri.

(Zuhirna Wulan Dilla)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya