Disampaikannya, tingkat operasi rata-rata pada ketiga aset tetap terjaga di atas 90% dengan faktor intermitensi yang rendah menegaskan profil keandalan energi panas bumi yang tinggi. Perusahaan, sambung dia, juga berhasil menjaga neraca keuangan, dengan debt to capital sebesar 44% dan net debt to equity sebesar 0,42 kali pada sembilan bulan pertama tahun 2022.
Bisnis petrokimia milik perusahaan, yakni Chandra Asri mempertahankan kinerja keuangan yang hati-hati dengan likuiditas yang kuat dan terus menerima dukungan dari pasar modal atas keberhasilan penyelesaian penerbitan obligasi senilai Rp2 triliun. Tahun ini, perseroan menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai USD250 juta atau sekitar Rp3,5 triliun (kurs Jisdor 13 Januari 2022 Rp14.311 per dolar AS).
Direktur Keuangan Barito Pacific, David Kosasih seperti dikutip bisnis pernah mengatakan, capex ini akan digunakan untuk persiapan pembangunan komplek petrokimia CAP2 sesuai dengan tahapan pekerjaan yang direncanakan. "Selain itu juga untuk pengeluaran belanja modal rutin untuk pabrik petrokimia, serta program drilling dari operasional geothermal," ujarnya.
David melanjutkan, pembiayaan belanja modal emiten berkode saham BRPT ini sepenuhnya berasal dari kas internal perusahaan. Lebih lanjut, David menuturkan, sepanjang 2022 BRPT akan mempertahankan operasional yang optimal di masing-masing unit usaha. "Perseroan juga akan menjalankan tahapan ekspansi serta pengembangan usaha, sesuai dengan tahapan yang sudah direncanakan," tuturnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)