Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), yang menjadi indikator investasi, berhasil tumbuh 4,96% (yoy) dengan distribusi 28,55%, yang utamanya didorong oleh pertumbuhan barang modal non bangunan dan peningkatan realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
Pertumbuhan modal pemerintah yang menguat dibanding triwulan II-2022 yakni sebesar 3,07% (yoy) utamanya untuk jenis mesin dan peralatan juga menjadi faktor pendorong PMTB.
Dia mengatakan komponen ekspor dan impor masih mengalami pertumbuhan tinggi, yakni masing-masing 21,64% (yoy) dan 22,98% (yoy) dengan distribusi 26,23% dan minus 21,65%.
"Ekspor didorong oleh windfall komoditas unggulan yaitu batu bara, hasil minyak, dan gas alam. Sementara peningkatan impor didorong kenaikan impor barang modal dan bahan baku," jelasnya.
Dia menambahkan bahwa konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) tumbuh cukup signifikan sebesar 6,09% (yoy) dengan distribusi 1,15%.
Sebagai informasi, konsumsi pemerintah terkontraksi 2,88% (yoy) pada periode laporan dengan distribusi 7,57%, yang disebabkan oleh penurunan realisasi belanja barang dan jasa pemerintah, serta komponen penerimaan negara bukan pajak (PNBP) lainnya sebagai faktor pengurang yang mengalami kenaikan.
Secara keseluruhan selain konsumsi rumah tangga, PMTB menjadi sumber pertumbuhan ekonomi domestik lainnya yakni 1,57%, diikuti net ekspor 1,05%, serta komponen lainnya 0,29%.
(Zuhirna Wulan Dilla)