"Jadi potensi Indonesia sangat bagus untuk memenuhi kebutuhan LNG dunia nantinya, termasuk juga yang diamankan adalah kebutuhan gas di dalam negeri sendiri," jelasnya.
Pihaknya juga memproyeksikan produksi pengeboran minyak tahun ini mencapai sekitar 630 ribu barel per hari.
Dwi menjelaskan sekitar 50 ribu barel minyak tidak terealisasi karena terdampak pandemi Covid-19.
"Kira-kira outputnya tahun ini adalah 630.000 dan itu ketinggalan 50.000 dari original target," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengungkapkan beberapa sumber migas yang masih tidur dan belum dieksplorasi salah satunya di wilayah Natuna yang sudah 45 tahun tidak termanfaatkan.
Untuk itu, potensi tersebut perlu dipercepat karena dalam waktu 10-20 tahun mendatang, kata dia, adalah tren energi terbarukan.
"Kalau kami tidak cepat ambil, lupakan saja, karena ke depan 10, 20 tahun lagi sudah energi terbarukan, kami berpacu dengan waktu," bebernya.
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) potensi gas bumi Indonesia menjanjikan dengan cadangan sekitar 41,62 triliun kaki kubik (TCF).
Indonesia masih memiliki 68 cekungan potensial yang belum tereksplorasi yang dapat ditawarkan kepada investor.
(Zuhirna Wulan Dilla)