JAKARTA - Rekomendasi saham pekan depan secara sektoral memang kian menarik didominasi sektor energi. Hal itu karena disaat harganya turun, investor asing justru borong.
Senior Analyst of Creative Trading System, Joseph Gabetua menilai satu hal yang menarik adalah idx sektor energi memang penurunannya paling dalam.
"Tetapi perlu dicatat juga saham sektor ini yang mendominasi top inflow dari investor asing di IHSG, jadi menurut saya ini salah satu sektor yang menarik yang bila buying tipsnya cukup jelas," kata Joseph, Sabtu (14/1/2023).
Menurut Joseph, agak berbeda untuk emiten PT Bayan Resources Tbk (BYAN) yang bukan digerakkan oleh investor asing tapi digerakkan oleh salah satu konglomerat Indonesia yakni Low Tuck Kwong.
"Jadi di harga relatif tinggi bapak LTK masih terus memborong saham ini, masih terus mengakumulasi saham ini sehingga menurut saya kenapa mau beli di atas? berarti ada level jual yang mungkin dibidik di harga yang lebih tinggi daripada saat ini," jelas Joseph.
Untuk saham BYAN, Joseph melihat kontribusi LTK antara 15-20%. Di harga sekarang, LTK juga masih akumulasi yang menjadi peluang bagus untuk jual di harga yang lebih tinggi lagi.
"Bahkan kalau harganya 18.600 itu saya lebih rekomendasikan beli harga disitu karena disitu sempet ada konsolidasi harga jadi kalau menurut saya sampai ke level tersebut lebih baik beli," ungkapnya.
Selanjutnya saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), menurut Joseph saat ini bergerak di area resistennya. Jadi yang menyokong harga ANTM sendiri hingga 2023, ada investor asing yang masuk dan akumulasi yang bagus.
"Menurut saya ada chance yang besar untuk Antam bisa break resisten di harga 2.100 ini jadi peluang yang bagus menurut saya terutama ketika yang borong itu investor asing," katanya.
Untuk target ANTM di 2.300 adalah target 2-3 minggu jika melihat volatilitas seperti sekarang.
Kemudian PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), saham yang juga paling banyak dibeli asing. Joseph melihat MDKA adalah saham dengan inflow terbesar sejak awal tahun 2023.
"Harganya sedang menguji level resisten paling dekatnya di 4.500, jadi ngeliat inflownya besar level 5.000 mungkin tercapai lah untuk MDKA," ujarnya.
Untuk saham pilihan terakhir, prospek PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) jelang tahun politik ini termasuk dalam saham kategori defensif. Menurut Joseph, sebagai sektor consumer non cyclical atau bahan primer, dilihat dari kestabilan investor asing, relatif kecil peluang untuk harganya dibuat turun.
(Taufik Fajar)