Pada kesempatan yang sama, Direktur Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (Gimni) Sahat Sinaga juga menekankan hal serupa. Ia mengatakan bahwa Indonesia tidak akan kehilangan pasar untuk sawit.
Menurut dia, hal itu karena minyak sawit Indonesia tidak bisa ditiru oleh minyak yang lain.
"Biarin saja. Palm oil punya spefikasi tertentu yang tidak bisa ditiru minyak lain. Cokelat saja itu cuma pake minyak sawit dia tidak bisa kerek market share 65 persen ditargetkan di dalam negeri harus diusahakan," cetusnya.
Oleh karena itu Sahat berharap agar Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) segera membuat regulasi yang tepat terkait perusahan-perusahan yang membuka pabrik di Indonesia. Dengan begitu, niscaya industri sawit dalam negeri akan tetap gagah meski diterpa larangan-larangan negara global.
"Kalau pabrik turunan sawit pindah sini diberi insentif. Sehingga produk hilir hdup dan nilai tambahnya tinggi. Jadi percayalah jangan terlalu khawatir dengan Uni Eropa. Kita tingkatkan saja produktifitas," tandasnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)