Darmawan mengungkapkan dengan menggunakan asumsi tahun 2015, seharusnya konsumsi listrik saat ini adalah sebesar 380 Tera Watt hour (TWh). Sedangkan realisasi konsumsi listrik hingga saat ini baru mencapai 280 TWh.
"Jadi ada 100 TWh di bawah dari yang direncanakan. Jadi itulah pada waktu itu apakah asumsinya itu sesuai dengan harapan ternyata bergeser. Kemudian korelasi antara pertumbuhan demand listrik dengan pertumbuhan ekonomi juga bergeser," jelasnya.
Ketika saat ini pertumbuhannya sudah kembali ke 6,17% tetapi karena 6,17% dikalikan 280 TWh jadi pertumbuhannya masih tidak sesuai dengan perencanaan 2015.
"Maka dengan adanya seperti itu pengembangan infrastruktur ketenagalistrilan mengalami oversupply dengan asumsi yang bergeser," pungkasnya.
(Dani Jumadil Akhir)