"Kami revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi, biased ke atas di kisaran 4,5-5,3%. Tapi apakah bisa lebih tinggi dari 5,3%? Pandangan BI belum, kecuali kalau ekspor melonjak ke China, atau konsumsi swasta melonjak," ungkap Perry.
Akan tetapi, dia menyebut bias ke atasnya bisa menjadi sekitar 5,1%. Ini sudah jauh lebih tinggi dari negara-negara lain.
"Pertumbuhan ekonomi global di 2,3%. Meski kami revisi kebawah paling sampai 2,6%," tambahnya.
Dia menambahkan revisi ke atas oleh BI ini didasarkan pada lebih tingginya ekspor ke China. Ekonomi China yang sempat diproyeksikan tumbuh 4,6% sebelumnya belum mempertimbangkan dampak reopening Zero Covid Policy. Setelah dipertimbangkan, ekonomi China bisa naik menjadi 5,1%.
"Jadi ini akan mendorong ekspor kita ke neagra lain, khususnya China. Konsumsi swasta yang lebih cepat dari yang kita perkirakan dengan adanya penghapusan PPKM dan adanya consumer confidence (keyakinan konsumen). Ini menumbuhkan konsumsi swasta selain sumber-sumber lain," pungkas Perry.
(Taufik Fajar)